Agar dapat terhubung secara efektif dengan audiens Gen Z, penting untuk menerapkan strategi utama yang sesuai dengan preferensi dan perilaku mereka. Berikut tujuh strategi berdampak yang dapat diterapkan merek Anda agar berhasil memasarkan ke Gen Z:
1. Membangun Identitas Merek yang Relevan
Pertama-tama, Anda perlu bertanya pada diri sendiri apakah Generasi Z akan dapat merelasi merek Anda. Apakah identitas merek Anda menyenangkan dan mudah didekati? Apakah Anda memiliki jenis suara merek yang akan beresonansi dengan audiens Generasi Z?Selain menyesuaikan kepribadian merek secara keseluruhan, Anda juga perlu mengembangkan identitas visual yang kuat yang akan menarik bagi audiens Generasi Z Anda. Identitas ini harus tercermin dalam materi pemasaran Anda–mulai dari kreatif iklan hingga halaman arahan hingga konten media sosial Anda.Contoh yang baik adalah Duolingo, platform pembelajaran bahasa yang telah menciptakan identitas merek yang lucu dan tidak terduga, menjadikannya salah satu merek yang paling dicintai di internet.
2. Berada di Tempat Audiens Anda Berada
Ketika memasarkan kepada Generasi Z, Anda harus bertemu dengan mereka di tempat mereka berada. Fokuslah pada saluran dan platform spesifik yang sering digunakan oleh kelompok audiens ini, seperti YouTube, TikTok, Instagram, dan Snapchat.
3. Menempatkan Transparansi dan Akuntabilitas di Depan
Generasi Z ingin memastikan bahwa merek yang mereka dukung memiliki nilai dan keyakinan yang sejalan dengan mereka. Untuk terhubung dengan generasi ini, merek perlu menyoroti nilai, praktik, dan keyakinan mereka secara transparan.Generasi Z cenderung lebih sadar sosial dan penasaran tentang merek dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Oleh karena itu, merek perlu fokus pada nilai-nilai seperti keberagaman, keberlanjutan, lingkungan, dan lainnya.
4. Fokus pada Inklusivitas Merek
Inklusivitas merek adalah hal yang penting bagi Generasi Z. Merek perlu memperhatikan inklusivitas dalam setiap aspek bisnis mereka, termasuk produksi dan pemasaran.Merek seperti Fenty Beauty berhasil menjaga inklusivitas dengan menawarkan berbagai produk yang sesuai untuk berbagai jenis kulit dan fitur wajah. Merek juga menampilkan orang-orang nyata dari berbagai ras dan gender dalam konten media sosial mereka untuk menunjukkan bahwa produk mereka adalah untuk semua orang.
5. Menggoda dengan Penawaran Eksklusif
Generasi Z menyukai penawaran eksklusif. Lebih dari 70% Generasi Z mengikuti merek di media sosial karena mereka ingin mendapatkan akses ke penawaran dan promo eksklusif secara real-time.
6. Menciptakan Konten Video Lebih Banyak
Video adalah format konten yang sangat populer di kalangan Generasi Z. Investasikan sumber daya pemasaran Anda untuk membuat lebih banyak konten video, terutama video pendek yang cocok untuk platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram.
7. Membangun Kemitraan yang Bermakna dan Autentik
Belakangan ini dunia influencer marketing sudah terlalu jenuh. Banyak influencer yang mempromosikan produk cuma karena dibayar, bukan karena memang menyukai atau cocok dengan produk tersebut. Nah, hal ini membuat Gen Z curiga dan malas berinteraksi dengan brand yang dianggap tak tulus memilih partner. Studi bahkan menunjukkan 44% Gen Z menghindari merek yang memakai influencer atau selebritas dengan cara tak tulus.
Solusinya? Cari influencer yang memang benar-benar menyukai produkmu dan idealnya sudah menjadi penggemar brand-mu sejak lama. Kolaborasi seperti ini biasanya terasa lebih tulus karena sang influencer besar kemungkinan sudah pernah membahas brand-mu sebelumnya.
Jika Anda ingin mencapai audiens Generasi Z, penting untuk memperhatikan nilai, minat, dan preferensi mereka. Dengan menerapkan strategi pemasaran yang relevan, Anda dapat membangun hubungan yang kuat dan mendapatkan kepercayaan dari generasi yang akan datang ini.